Sabtu, 19 Oktober 2013

PENELITIAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA



Judul    :          KESALAHAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS II SMUN 1 DEPOK SLEMAN.
A.    Latar belakang 
Salah satu kegiatan menulis di sekolah adalah mengarang. Melalui karangan inilah siswa dapat belajar mengkomunikasikan ide dan gagasannya, dan dalam mengarang ini siswa juga dapat belajar merangkai kata demi kata menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.
Sebuah karangan yang baik harus mempunyai kesatuan, penyatuan, dan kecukupan  pengembangan. Kesatuan ditimbulkan oleh kalimat-kalimat yang mendukung pikiran pokok yang ada dalam karangan sedangkan penyatuan merupakan proses hubungan yang membentuk hubungan yang serasi antara kalimat dalam sebuah karangan. Setelah ada kesatuan dan penyatuan, sebuah karangan perlu dikembangkan dengan pola pengembangan tertentu. Dengan demikian karangan akan menjadi utuh dan mudah dipahami.
Dalam penelitian tentang koherensi antar kalimat ini, penulis ingin meneliti kesalahan pengguanaan alat koherensi antar kalimat dalam paragraf yang dipakai oleh siswa SMUN 1 Depok Sleman dalam karangannya. Dengan penelitian ini akan diketahui kesalahan penggunaan alat koherensi dan kesalahan penalaran dan logika berbahasa yang dipakai dan digunakan siswa terhadap makna tertentu. dengan hasil tersebut akan diketahui kemampuan siswa dalam menciptakan wacana yang utuh dan bermakna.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apasajakah kesalahan penggunaan koherensi pada penulisan paragraph SMN I Depok?
2.      Apasajakah hambatan-hambatan dalam penulisan paragraph pada karangan  siswa SMAN I Depok ?

C.     Manfaat
Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pendidikan di bidang bahasa. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai pedoman penelitian yang lain, tentunya penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis dari hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran dan pelengkapan terhadap penelitian-penelitian yang sudah ada mengenai kesalahan koherensi pada paragraf, sehingga dapat dijadikan referensi. Dan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk kepentingan pendidik.

D.    Metode
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian antara kesalahan penggunaan alat koherensi dan kesalahan penalaran dan logika berbahasa dalam penyusunan paragraf pada karangna dengan criteria kebakuan yang ditetapkan. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis konten.


A.    Subyek dan Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan subyek karangan siswa SMUN 1 Depok Sleman kelasa II, sedangkan obyek penelitiannya adalah kalimat dalam paragraph.
B.     Prosedur Anlisis Konten
Zuchdi (1993: 28) menegemukakan bahwa desain analisis konten secara rinci terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut di bawah ini:
1.      Pengadaan Data
a.       Penentuan Satuan (Unit)
Penentuan unit ini merupakan kegiatan memisah-misahkan data menjadi bagian-bagian yang selanjutnya dapat dianalisis.
b.      Penentuan Sampel
Sampel diambil 50% atau 1:2jumlah populasi sebanyak 6 kelas yaitu 3 kelas atau 115 siswa.
c.       Pencatatan Data (Recording)
d.      Dalam tahap ini semua informasi yang menyangkut kesalahan paragraph khususnya dalam hal koherensi indra kalimat dan antar kalimat dicatat dalm daftar (lembar) data.

2.      Reduksi Data
Penelitian analisis koherensi ini, reduksi data dilakukan dengan menghilangkan yang tidak relevan yaitu pertanyaan yang tidak berhubungan dengan kesalahan paragraph khususnya.
3.      Inferensi
Untuk melekukan analisis inferensial, peneliti harus sensitive terhadap konteks data yang diteliti, hal ini perlu ditunjukkan dengan:
a.       Dalam menganalisis data tidak mengurangi makna simbolnya.
b.      Menggunakn konstruk analisis yang menggambarkan konteks data.







Linguistik



ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SURAT RESMI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri, percakapan (perkataan) yang baik ( KBI, 2009: 58). Pada dasarnya bahasa merupakan sarana komunikasi antarmanusia untuk memperoleh informasi. Penguasaan bahasa dapat diperoleh melalui pembelajaran. Pembelajaran bahasa sangat penting diajarkan di sekolah, terutama pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa diharapkan untuk menguasai empat aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut pada dasarnya berkaitan dan merupakan satu kesatuan. Menurut Tarigan (2008:1) menyatakan bahwa untuk memperoleh keterampilan berbahasa harus melalui hubungan yang teratur. Hubungan yang teratur tersebut dalam hal ini berkaitan dengan tahapan-tahapan yang dilalui  untuk memperoleh keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis.
Menulis adalah membuat angka (huruf) dengan pena (pensil, kapur) pada sesuatu (KBI, 2009: 545). Sesungguhnya menulis itu merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil menggunakan struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis bagi siswa bukanlah sesuatu hal yang asing. Aspek berbahasa yang dianggap rumit adalah aspek menulis. Hal ini disebabkan siswa dituntut untuk memproduksi sebuah karya berdasarkan standar tertentu seperti penugasan ejaan dan sistematika penulisan yang benar.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa. Keterampilan menulis siswa harus ditingkatkan terutama keterampilan menulis surat. Surat adalah kertas yang tertulis berbagai-bagai isi maksudnya, kartu, secarik kertas dsb (KBI, 2009: 483). Menulis surat bertujuan untuk menyampaikan informasi secara tertulis kepada penerima pesan. Surat resmi digunakan untuk menyampaikan suatu informasi atau pesan dari pribadi kepada instansi, dari instansi kepada pribadi maupun antar instansi (www.surat resmi.com). Dengan demikan, semua orang dituntut untuk mampu menulis surat resmi. Sementara itu, disisi lain belum banyak orang yang mampu menulis surat resmi yang sesuai dengan aturan-aturan yang benar. Fenomena tersebut terlihat sebagai suatu permasalahan yang sangat kecil secara kasat mata. Namun, pada hakikatnya itu merupakan suatu permasalahan yanga sangat besar. Surat resmi menempati kedudukan yang tinggi di dalam suatu instansi milik pemerintah maupun swasta.
Pembelajaran menulis di Sekolah Menengah Pertama perlu mendapatkan perhatian yang lebih banyak dari para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ketika para siswa dihadapkan pada pembelajaran menulis surat, banyak siswa yang mengalami kesulitan terutama dalam penggunaan bahasa. Hasil tulisan siswa sebagian lemah dalam masalah kebahasaan, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan. Selama pembelajaran menulis ini siswa kurang dapat memperhatikan aturan-aturan yang sudah ada dalam keterampilan menulis surat.
Alasan penulis meneliti kesalahan ejaan dalam surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta karena selama keterampilan menulis surat lebih banyak diajarkan dalam bentuk teori-teori. Hal ini menyebabkan kurangnya kebiasaan siswa dalam menulis, sehingga mereka sulit untuk menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Kurangnya praktik menulis  surat itulah yang menjadi salah satu faktor kurang terampilnya siswa dalam menulis surat. Lemahnya keterampilan siswa dalam menulis surat resmi menghasilkan adanya kesalahan baik dalam bentuk bahasa, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti kesalahan ejaan pada surat resmi sisw

B.     Rumusan Masalah
 Penulis perlu merumuskan permasalahan yang akan dibahas untuk memudahkan penelitian atau pembuatan makalah. Maka permasalahan yang  dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah kesalahan penulisan singkatan yang terdapat pada surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta?
2.      Bagaimanakah kesalahan penulisan huruf kapital yang terdapat pada surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta?
3.      Bagaimanakah kesalahan penulisan tanda baca yang terdapat pada surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta?

C.    Tujuan Penelitian
Segala bentuk penelitian atau pembuatan makalah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini akan menentukan cara dan upaya yang dilakukan seseorang dalam rangka pencapaianya. Adapun tujuan yang ingin dicapai, sebagai berikut .
1.      Mendeskripsikan kesalahan penulisan singkatan yang terdapat pada surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta.
2.      Mendeskripsikan  kesalahan penulisan huruf kapital yang terdapat pada surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta.
3.      Mendeskripsikan kesalahan penulisan tanda baca yang terdapat pada surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta.


KAJIAN TEORITIK

A.    Kesalahan Berbahasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 983), kesalahan didefinisikan dengan perihal salah, kekeliruan atau kealpaan. Pengertian tersebut tidak membedakan antara kesalahan dengan kekeliruan. Tujuan akhir dari kesalahan berbahasa adalah mencari umpan balik yang dapat digunakan sebagai titik tolak perbaikan pengajaran bahasa, yang pada gilirannya dapat mencegah atau mengurangi kesalahan yang mungkin dibuat oleh para siswa.
B.     Ejaan Yang Disempurnakan
Sistem ejaan yang berlaku dalam pemakaian bahasa Indonesia dewasa ini, yaitu sistem  “Ejaan Yang Disempurnakan” (EYD). Oleh karena itu, pemakaian bahasa Indonesia yang menyimpang dari sistem tersebut merupakan bentuk kesalahan berbahasa dalam bidang ejaan. Untuk menganalisis kesalahan seperti itu diperlukan adanya pemahaman yang mendalam tentang EYD.
C.    Penulisan Singkatan
Uraian berikut ini dinyatakan beberapa kaidah penulisan singkatan yang terdapat dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 2010: 26-28).
1). Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
      jml.                  Jumlah                                     tgl.                   tanggal
      kpd.                 Kepada                                    hlm.                 halaman
      No.                  nomor                                      dl.                    Dalam
2). Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan titik.
Misalnya:
      dll                    dan lain-lain                            dst.      dan seterusnya
      dsb.                 Dan sebagainya                       sda.      sama dengan atas
      Yth.                 Yang terhormat                       ybs.      yang bersangkutan     

D.    Penulisan Huruf Kapital
Uraian berikut ini dinyatakan beberapa kaidah penulisan huruf kapital yang terdapat dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 2010: 5-12).
1). Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada kata awal kalimat.
Misalnya:         Dia membaca buku.
                                  Kita harus bekerja keras.
                                  Pekerjaan itu akan selesai dalam satu hari.
2). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
      Misalnya:
          Amir Hamzah                                      Halim Perdanakusumah
          Rini Kusuma                                       Dewi Sartika
3). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya:
          tahun Hijriah                                       hari Selasa
          bulan November                                  hari Lebaran
4)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi.
Misalnya:
          Yogyakarta                                         Banyuwangi
          Cirebon                                               Jakarta
E.     Kaidah Penggunaan Tanda Baca
 Uraian berikut ini dinyatakan beberapa kaidah penulisan huruf kapital yang terdapat dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 2010: 35-53).
a.       Tanda Titik (.)
 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya:
1). Ayahku tinggal di Solo.                 2). Biarlah mereka duduk di sana.
b.      Tanda Koma ( , )
1). Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Misalnya:
Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong kepada siapapun.
2). Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/ salah pengertian di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
            Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
c.       Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
                    a). Ketua                   : Dadang Pratama
             Sekretaris             : Siti Aryani
             Bendahara           : Aulia Arimbi
                    b). Tempat                 : Ruang Sidang Nusantara
                         Pembawa Acara   : Bambang
                         Hari, tanggal        : Selasa, 28 Oktober 2012
                         Waktu                  : 09.00- 10.30

  

METODE PENELITIAN
A.    Subjek
Subjek penelitian merupakan pokok pembicaraan atau pokok bahasan dalam penelitian (KBBI, 2008: 1095). Subjek atau populasi merupakan suatu kumpulan kelompok yang anggota-anggotanya berwujud orang, kejadian atau benda. Subjek penelitian ini adalah surat resmi siswa kelas VII B SMP N 14 Yogyakarta.
Objek Penelitian merupakan hal yang dijadikan sasaran untuk diteliti (KBBI, 2008: 729). Objek penelitian ini adalah kalimat yang mendukung kesalahan ejaan dalam surat resmi siswa kelas VII B SMP N 14 Yogyakarta.
B.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca dan catat. Teknik baca dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan membaca cermat hasil surat resmi siswa untuk mendeskripsikan kesalahan kalimat seperti dalam ejaan, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan tanda baca. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang berupa surat resmi siswa kelas VII SMP N 14 Yogyakarta.
C.    Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah catatan mengenai data-data yang ada. Data-data itu berupa surat resmi siswa kelas VII B SMP N 14 Yogyakarta.  
D.    Metode dan Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan medote atau teknik analisis data berrupa metode agih atau distribusional yaitu menganalisi setiap kalimat dalam surat resmi siswa kelas VII B SMP N 14 Yogyakarta untuk menentukan apakah dalam surat resmi tersebut terdapat kesalahan ejaan dan tanda baca atau tidak. Hasil pengamatan dan analisis tersebut kemudian dicatat dalam kartu data untuk memudahkan proses penelitian.



PEMBAHASAN

Pada penelitian ini pembahasan akan dilakukan terhadap tiga masalah yaitu masalah penggunaan singkatan, penulisan huruf kapital, dan penulisan tanda baca. Di dalam tiga masalah tersebut masih akan dibagi lagi menjadi jenis-jenis kesalahan dan jumlah serta perbaikannya. Kesalahan ejaan yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi beberapa kesalahan penggunaan singkatan, huruf kapital, dan tanda baca.
1.      Kesalahan Penulisan Singkatan
Pada masalah ejaan yang terdapat di dalam penelitian ini ditemukan beberapa kesalahan singkatan di dalam surat resmi siswa dan ditemukan dua tipe kesalahan yaitu, kesalahan singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik dan singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
 A. Tipe yang pertama adalah kesalahan singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Seperti contoh berikut ini:
(1). Jl. tentara Pelajar no 7 yogyakarta.
Pada contoh data (1) singkatan no seharusnya diikuti dengan tanda titik karena dalam penulisan penyingkatan nomor yang sesuai dengan Ejaan bahasa Indonesia yang benar adalah no kemudian diikuti tanda titik. 
Perbaikan: berikut ini kalimat perbaikannya:  Jl. Tentara Pelajar no. 7 Yogyakarta.
(2). yth Bapak/ Ibu guru
 Pada contoh data (2) singkatan yth seharusnya diikuti dengan tanda titik karena dalam penulisan penyingkatan Yang Terhormat yang sesuai dengan Ejaan bahasa Indonesia yang benar adalah Yth kemudian diikuti tanda titik. 
Berikut ini kalimat perbaikannya: Yth. Bapak/ Ibu guru
B. Tipe yang kedua adalah kesalahan singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat menyurat) masing-masing didikuti oleh tanda titik.
Berikut contoh kesalahan kalimatnya. 
(1). Assalamu’alaikum wr.wb.
Pada data (2) di atas kalimat tersebut terdapat kesalahan dalam penggunaan singkatan kata wr.wb yang seharusnya ditulis W.W.
Berikut kalimat perbaikannya: Assalammu’alaikum W.W.
(2). Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pada data (2) tidak jauh berbeda dengan masalah data no (1). Pada data (2) terdapat kesalahan singkatan pada kata wr.wb. yang seharusnya ditulis W.W.
Berikut kalimat perbaikannya: Wassalammu alaikum W.W.
2.      Kesalahan Huruf Kapital
Pada penelitian ini ditemukan kesalahan penggunaan huruf kapital dengan tipe yang berbeda yang terdapat dalam surat resmi siswa yaitu, kesalahan huruf kapital dalam penggunaan nama orang, kesalahan huruf kapital dalam penggunaan nama tahun, bulan, hari, dan kesalahan penggunaan singkatan jabatan.  
A. Tipe yang pertama adalah kesalahan huruf kapital dalam penggunaan nama orang. Berikut beberapa contoh tersebut.
 (1).   Jogja, 3 Sept 12
             Murid
             Taufik
taufik Hidayah

Dari contoh di atas disimpulkan pembahasan yang rinci tentang kesalahan yang terdapat di dalam kalimat-kalimat tersebut. Pada contoh data (1) kalimat tersebut terdapat kesalahan pada penulisan nama orang. Menurut bahasa baku Indonesia kalimat yang menggunakan atau memakai nama orang harus menggunakan huruf kapital atau huruf besar diawal kata.
Berikut kalimat perbaikannya.
Yogyakarta, 03 September 2012
Murid
Taufik
Taufik Hidayah
(2). Data kesalahan kalimat kedua.
Ketua Kemah
Mita
mitha adhelia
Pada contoh data (2) kalimat tersebut terdapat kesalahan pada penulisan nama orang. Menurut bahasa baku Indonesia kalimat yang menggunakan atau memakai nama orang harus menggunakan huruf kapital atau huruf besar diawal kata.
Berikut kalimat perbaikannya.
 Mitha Adhelia
B. Tipe yang kedua adalah kesalahan huruf kapital dalam penggunaan nama tahun, bulan, dan hari. Berikut contoh kesalahannya.
(1). kamis, 2 september’12
Pada contoh di atas kesalahan terletak pada pemakaian nama bulan dan hari yang seharusnya penulisannya menggunakan huruf kapital diawal kata. Berikut kalimat perbaikannya:  Kamis, 02 September 2012
(2). Hari, tanggal         : Sabtu, 8 SePtemBer 2012
Pada data (2) di atas terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital yang terletak pada nama bulan, yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital diawal kata saja.
Berikut perbaikan kalimatnya: Hari, tanggal        : Sabtu, 08 September 2012
C.     Tipe yang kedua adalah kesalahan huruf kapital dalam penggunaan nama tempat . Berikut contoh kesalahannya.
(1).  Jalan anggrek, bandung.
Pada data (1) di atas terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital yang terletak pada nama tempat atau unsur-unsur nama diri geografis, yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital diawal kata. Berikut perbaikan kalimatnya: Jalan Anggrek, Bandung.
 (2). Sehubungan dgn diadakannya acara kemah di kali urang, maka kami akan meminjam peralatan kemah yg ada di sekolah ini
Pada data (2) di atas terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital yang terletak pada nama tempat atau unsur-unsur nama diri geografis, yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital diawal kata. Berikut perbaikan kalimatnya: Sehubungan dengan diadakannya acara kemah di Kali Urang, maka kami akan meminjam peralatan kemah yg ada di sekolah ini.
3.       Kesalahan Tanda Baca
Kesalahan tanda baca dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tipe yaitu, koma, titik, dan tanda titik dua.
A.    Kesalahan tanda koma
Yang pertama kesalahan tanda koma yang terdapat dalam surat resmi siswa sering dijumpai di dalam penelitian ini, karena pada penulisannya sering tidak mengindahkan pemenggalan kata yang benar.
a). Tipe pertama, tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Berikut contoh kalimat tersebut.
(1)   Sehubungan dengan kegiatan tersebut kami harap Bapak/Ibu guru mengizinkan kami menggunakan peralatan kemah.
Seperti pada contoh (1) kalimat di atas seharusnya menggunakan tanda koma setelah kata tersebut  karena tanda koma tersebut digunakan untuk memisahkan petikan langsung atau keterangan tambahan dan aposisi dari bagian lainnya dalam kalimat.
Berikut perbaikan kalimat yang benar.
Sehubungan dengan kegiatan tersebut, kami harap Bapak/Ibu guru mengizinkan kami menggunakan peralatan kemah.
(2). Demikian permohonan ini saya sampaikan.
Data (2) di atas terdapat kesalahan pada penggunaan tanda koma ( , ), seharunya kalimat diatas menggunakan tanda koma ( , ) setelah kata ini  karena di kalimat itu terdapat jeda. Selain itu, juga terdapat kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yaitu Demikian permohonan ini.
Berikut perbaikan kalimat yang benar.
 Demikian permohonan ini, saya sampaikan.
b).    Tipe kedua, tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/ salah pengertian di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Berikut contoh kesalahan kalimatnya.
(1). Atas perhatian Bapak/Ibu guru kami ucapkan terimakasih.
Pada data (1) di atas terdapat kesalahan penggunaan tanda koma, yang seharusnya ditulis setelah kata guru. Berikut perbaikan kalimatnya:  Atas perhatian Bapak/Ibu guru, kami ucapkan terima kasih.
 (2). Untuk itu saya ucapakan terimakasih.
Pada data (2) di atas terdapat kesalahan penggunaan tanda koma, yang seharusnya ditulis setelah kata itu. Berikut perbaikan kalimatnya: Untuk itu, saya ucapkan terima kasih.
 Pada dasarnya kesalahan yang terdapat dalam kalimat tersebut tidaklah berbeda, karena menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk kalimat panjang atau yang mempunyai nada panjang harus dipenggal dengan nada koma untuk memisahkan kalimat satu dengan kalimat lain agar intonasinya dapat dimengerti.
4.      Kesalahan Tanda Titik Dua
Yang kedua di dalam penelitian ini ditemukan juga beberapa kesalahan tanda titik dua yang terdapat dalam surat resmi siswa. Kesalahan titik dua merupakan kesalahan tanda baca dari ejaan, seperti halnya kesalahan tanda koma, dan tanda titik.
Berikut beberapa contoh kesalahan titik dua dalam kalimat.
(A).Tipe kesalahan tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
(1). Nomor      = 006/121/SMP/VII/2012
Hal           = Rapat Dinas
Sifat         = Sangat penting

Kalimat tersebut mempunyai kesalahan terhadap tanda baca titik dua yang sangat jelas. Seperti pada contoh no (1) dalam kalimat tersebut terjadi  kesalahan, seharusnya setelah kata Nomor, Hal, dan sifat  tidak menggunakan tanda sama dengan tetapi menggunakan tanda titik dua.
Berikut kalimat pebaikannya yang benar.
Nomor       : 006/121/SMP/VII/2012
Hal             : Rapat Dinas
Sifat           : Sangat penting
(2). Hari, tanggal = Senin, 10 September 2012
Pukul            = 07.00 – 16.00
Tempat          = Lapangan ambar binangun
Kalimat tersebut mempunyai kesalahan terhadap tanda baca titik dua yang sangat jelas. Seperti pada contoh no (2) dalam kalimat tersebut terjadi  kesalahan, seharusnya setelah kata Hari, tanggal. pukul, dan tempat  tidak menggunakan tanda sama dengan tetapi menggunakan tanda titik dua.
Berikut kalimat pebaikannya yang benar.
hari, tanggal  : Senin, 10 September 2012
pukul             : 07.00 – 16.00
tempat            : Lapangan Ambar Binangun
5.      Kesalahan Tanda Titik
Yang ketiga di dalam penelitian ini, ditemukan juga beberapa kesalahan tanda titik yang terdapat dalam surat resmi siswa. Kesalahan titik merupakan kesalahan tanda baca dari ejaan, seperti halnya kesalahan tanda koma, dan tanda titik dua.
Berikut beberapa contoh kesalahan titik  dalam kalimat.
(A).   Tipe pertama, tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
(1). Atas perhatian Bapak/Ibu kami mengucapkan terima kasih
Kalimat tersebut mempunyai kesalahan terhadap tanda baca titik yang sangat jelas. Seperti pada contoh no (1) dalam kalimat tersebut terjadi  kesalahan, seharusnya diakhir kalimat diakhiri dengan tanda ( . ) titik.
Berikut kalimat pebaikannya yang benar.
Atas perhatian Bapak/Ibu, kami mengucapkan terima kasih.
(2). Demikian permihonan ini, terimakasih
Pada data (4) di atas terdapat kesalahan penggunaan tanda ( . ) titik , yang seharusnya ditulis diakhir kalimat. Berikut perbaikan kalimatnya.
            Demikian permohonan ini, terima kasih.


KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap data surat resmi siswa kelas VII B SMP N 14 Yogyakarta, penulis menarik beberapa kesimpulan seperti berikut ini:
1.      Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan ejaan yang terdapat dalam penelitian ini meliputi kesalahan pemulisan singkatan, kesalahan huruf kapital, dan tanda baca. Tipe yang pertama adalah kesalahan singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik sebanyak 11 kesalahan . Tipe yang kedua adalah kesalahan singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat menyurat) masing-masing didikuti oleh tanda titik sebanyak 10 kesalahan.
2.      Berdasarkan penelitian, penulisan huruf kapital dalam penelitian ini terdapat 16 kesalahan dan terbagi menjadi tiga tipe, yaitu kesalahan pada nama orang, kesalahan nama tempat, dan kesalahan nama tahun, bulan, dan hari.  
3.      Berdasarkan penelitian ini terdapat 26 kesalahan penulisan tanda baca, yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tanda koma, tanda titik, dan tanda titik dua yang tidak tepat. 
  
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Depdiknas. 2010. Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan dan Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.
Setiono, Iwan. 2010. Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karangan Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Wonosobo. UAD: Yogyakarta.
Soeharso dan Ana Retnoningsih. 2009. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Semarang:  CV. Widya Karya.
Tarigan, Henri Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa.
Tugas siswa. 2012. Surat Resmi Siswa Kelas VII B SMP N 14 Yogyakarta.
http//www. Surat_resmi. com /2012/ 01/.