Rabu, 03 April 2013

KRITERIA PEMILIHAN dan PENGGUNAAN METODE MENGAJAR


A.    Latar Belakang Masalah
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan yang sama dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya yaitu dengan senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan masing-masing lembaga pendidikan tersebut. Di dalam interaksi belajar mengajar, pembelajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan dari guru yang memiliki dasar-dasar mengajar yang baik. Mengajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
 Dengan adanya perubahan paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa, menuntut adanya perubahan unsur-unsur lain yang menunjang dalam pembelajaran tersebut, seperti adanya perubahan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai kurikulum yang ditawarkan diharapkan mampu memberikan kompetensi sesuai dengan tingkat satuan pendidikan yang akan dicapai. Pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila ada keberanian untuk mencari metode serta membangun paradigma baru. Hal ini diperlukan penerapan cara dan metode yang lain yang telah digunakan pada masa lampau. Suatu metode yang telah terbukti mampu mendatangkan hasil baik pada masa lampau belum tentu akan membawa hasil yang sama jika diterapkan di masa kini dan mendatang. Untuk itulah seorang guru harus melakukan pembaharuan agar dapat memotivasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa agar dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan di dalam kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran.

B.     Tujuan
Untuk mengetahui kriteria metode dan penggunaannya dalam mengajar, serta ragam metode yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar.


PEMBAHASAN

Dalam interaksi belajar mengajar, metode mengajar dipandang sebagai salah satu komponen yang ada didalamnya yang mana komponen satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Metode mengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang ingin dicapai (Soetomo, 1993: 144). Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan.      
Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai metode mengajar, diuraikan guru dalam menyampaikan pengajarannya kepada murid.

 Metode Pengajaran

a.       Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.
Ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, diskusi, penugasan, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan siswa melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman siswa. Hal yang harus dipersiapkan dan direncanakan guru sebelum melaksanakannya, agar penggunaannya lebih efektif yaitu.
1.      Membatasi waktu yang disesuaikan dengan tingkat usia siswa, semakin kecil usia hendaknya waktunya semakin sedikit untuk memberikan ceramah.
2.      Menentukan pokok masalah yang akan dicermahkan dengan membuat ikhtisar, atau dengan membuat catatan penting yang akan disampaikan pada siswa.
3.      Memenyusun beberapa pertanyaan kepada siswa. Pertanyaaan ini nantinya akan menjadi umpan balik bagi guru untuk mengetahui sejauh mana keaktifan murid dalam mengikuti pelajaran.
4.      Membuat kesimpulan pokok-pokok bahan, agar setiap anak memahami akan materi yang disampaikan.
5.      Menyusun alat evaluasi untuk menilai apakah berhasil atau tidak ceramah yang diberikan.    

b.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan  guru menjawab pertanyaan murid itu. Sebelum guru melaksanakn metode ini hendaknya guru mempersiapkan langkah-langkahnya.
1.      Merumuskan tujuan tanya jawab secara jelas dalam bentuk yang khusus dan berpusat pada perubahan tingkah laku murid.
2.       Mengemukakan alasan mengapa kita memakai metode tanya jawab .
3.      Menetapakan pertanyaan yang harus diberikan kepada murid.
4.      Membuat garis besar jawaban dan pertanyaan yang diberikan sehingga mudah mengetahui mana jawaban siswa yang benar dan yang salah.
5.      Memberi kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya.

c.       Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan kepada murid dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya. Kegunaan metode ini adalah.
1.      Memberi kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing, dapat mendorong anak untuk mengemukakan ide-ide baru.
2.      Dapat memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.
3.      Membantu siswa untuk dapat menerapkan pengalaman teoritis dan pengalaman praktis dalam berbagai pengetahuan di sekolah.
4.      Membantu siswa untuk dapat menilai kemampuan dirinya, teman –temanya dan juga siswa dapat menghargai pendapat teman.
5.      Mengembangkan motivasi anak untuk belajar lebih lanjut.

d.      Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah pemberian tugas dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan dipertanggungjawabkan. Dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan daya penalarannya, dan dapat belajar secara mandiri. Metode ini dapat digunakan apabila.
1.      Suatu pokok bahasan tertentu yang membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak diluar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
2.      Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu guru sangat perlu memberi tugas.
3.      Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin diselesaikan hanya melalui jam pelajaran disekolah.
4.      Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus disampaikan kepada murid sangat banyak.

e.       Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode ini merupakan metode yang sangat efektif dalam menolong siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan. Dengan metode demonstrasi dimaksudkan adalah  bahwa seorang guru memperlihatkan suatu proses kepada seluruh anak didiknya. Sedangkkan yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah guru atau siswa mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode demostrasi antara lain.
1.      Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan demostrasi.
2.      Tujuan demostrasi hendaknya dijelaskan kepada siswa sehingga siswa menjadi jelas untuk apa demostrasi  dilakukan dan perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting.
3.      Sebaiknya perlu diperhatikan pula kondisi-kondisi lain yang dapat mempengaruhi jalannya demonstrasi.
4.      Selama berlangsung demonstrasi hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut ini.
§  Apakah demonstrasi dapat dilihat dan diikuti oleh semua anak.
§  Apakah setiap langkah yang ditempuh sudah dipahami setiap anak atau belum.
§  Apakah penjelasan guru dapat didengar oleh setiap murid.
§  Apakah anak sudah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat.
§  Apakah waktu yang tersedia dapat dipergunakan secara efektif dan efisien.
5.      Jika demostrasi telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
6.      Mengadakan penilaian terhadap kemampuan anak dalam belajar
 Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam metode eksperimen yaitu.
1.      Adanya masalah yang dianggap penting, guru dapat menentukan masalah yang harus dipecahkan oleh para siswanya.
2.      Merumuskan masalah secara jelas batas-batsnya, karna akan mempermudah anak untuk mencari hipotesa sebagai jawaban sementara.
3.      Mengajukan hipotesis, dalam mengemukakan hipotesis biasanya orang berpegang pada pengalaman atau pengetahuan yang diperolehnya dari berbagai sumber.
4.      Menguji benar tidaknya hipotesis, harus dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
5.      Menarik kesimpulan dari hasil eksperimen kita akan menarik kesimpulan, apakah hipotesa kita benar atau  salah.
6.      Menerapkan hasil eksperimen untuk pembuktian lebih lanjut dalam situasi-situasi  lain untuk lebih meyakinkan kebenarannya.

f.       Simulasi
Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di
dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek
penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi
dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang
sebenarnya (replikasi kenyataan). Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan
fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan
tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya
berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam
keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam
contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi
dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat
melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.

g.      Metode Langsung
Metode langsung menekankan tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa dan spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian yang diharapkan (kriteria keberhasilan). Untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada metode pembelajaran langsung, metode Mager dapat digunakan.  Langkah-langkah pada metode pembelajaran langsung.
1.      Pembelajaran dimulai dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa Indonesia dengan gaya bahasa yang santai dan non formal.
2.      Materi mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan atau isyarat tertentu, dramatisasi dan gambar-gambar.
3.      Tanya jawab berdasarkan bahasa yang dipelajari dengan memberikan contoh untuk merangsang siswa.
4.      Tata bahasa diajarkan secara indukatif.
5.      Kata-kata digunakan dalam percakapan-percakapan.
6.      Siswa yang sudah maju diberikan bacaan sastra untuk pemahaman tetapi bahasa dalam bacaan tidak dianalisis secara struktural atau sistematis dan budaya yang relevan diajarkan secara indukatif.
    
h.      Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakaup semua ketrampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkrit yang merupakan produk akhir. Sebuah produk disini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, disajiakan ke dalam nonlinguistik.
Dalam disain pembelajaran yang bernuasa komunikatif , ada beberapa jenis disain pembelajaran.
1.      Struktural fungsional.
2.      Struktur dan fungsi.
3.      Fokus fariabel.
4.      Fungsioanal.
5.      Nasional penuh.
6.      Komunikatif penuh.

i.        Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.



j.        Metode Kuantum
Metode pembelajaran kuantum disajiakan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih guru agara pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan.

k.      Metode Kontruktivistik
Bahwa belajar itu menemukan meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode kontruktivistik di dasarkan pada teori belajar kongnitif yang menekankan pembelajaran kooperatif, pembelajran generatif, strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan ketrampilan metakognitif lainnya.

l.        Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibataan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. siswa didudukkan sebagai subyek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menentukan hasil belajar, guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator. Ciri-ciri pokok metode partisipatori.
1.      Belajar dari realitas atau pengalaman.
2.      Tidak menggurui.
3.      Dialogis.

m.    Metode Kontekstual
Metode kontekstual muncul sebagai reaksi terhadap teori behavioristik yang telah mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Metode kontekstual mengakui bahwa pembelajaran merupakan proses kompleks  dan banyak fase yang banyak jauh melampaui drill oriented  dan metode Stimulus and Response. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual menawarakan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dalam belajar lebih bermakna dan menyengkan.  

Faktor-faktor Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan syarat mutlak yang harus disertakan dalam proses belajar mengajar, karena metode mengajar merupakan cara atau proses mencapai tujuan pengajaran yaitu tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Setiap guru yang akan menyajikan materi pelajaran kepada anak didiknya, perlu memahami arti, peranan serta penggunaan metode mengajar, karena metode yang digunakan itu akan berpengaruh sekali terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai tergantung pada penggunaan metode yang tepat.
Dari uraian di atas dikemukakan bahwa setiap metode memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu perlu dipilih suatu atau beberapa metode yang sesuai. Jadi dalam pemilihan tersebut bukanlah salah satu metode yang digunakan secara permanen, tetapi bervariasi den metode yang tepat sehingga tercapai proses belajar mengajar yang efektif. Faktor-faktor yang secara umum dijadikan dasar untuk memilih metode mengajar yang tepat bagi suatu proses belajar,  tujuan yang ingin dicapai.
1.      Faktor siswa
2.      Faktor guru.
3.      Faktor dana dan fasilitas yang tersedia.
4.      Faktor sifat dan materi yang hendak disajikan.
5.      Faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.
Mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar adalah sebagai berikut:
1.      Tujuan yang ingin dicapai.
Yang dimaksud dengan tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan rumusan yang menggambarkan tentang perubahan tingkah laku apa yang akan diperoleh, siswa sebagai akibat dan pengajaran. Dalam sistem pengajaran, tujuan harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang bentuk tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki siswa, karena itu tujuan harus merupakan suatu rumusan yang bersifat sempit dan spesifik. Dalam menentukan tujuan yang spesifik, harus diperhatikan tiga unsur yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor. Tujuan yang jelas dan spesifik akan memberikan pegangan dan petunjuk tentang metode mengajar. Hal ini sesuai dengan fungsi metode itu sendiri yaitu cara untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam pemilihan metode mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan haruslah memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan.
2.      faktor siswa
Siswa sebagai subjek ajar yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, setiap siswa mempunyai keragaman masing-masing. Hal ini yang harus
diperhatikan dalam faktor siswa diantaranya usia, latar belakang, potensi-potensinya, kemampuan dan motivasi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Disamping itu jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar juga sangat besar pengaruhnya terhadap pemilihan metode mengajar.
3.      Faktor guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai keberhasilan pengajaran.
Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat menerapkan suatu cara untuk tercapainya tujuan tersebut. Guru di tuntut untuk dapat menggunakan berbagai metode, baik secara tunggal maupun bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan yang akan dicapainya. Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahannya. Suatu metode yang baik bagi seorang guru, belum tentu baik untuk guru yang lain di dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkan metode yang efektif maka seorang guru harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan kelemahan dan masing-masing tersebut. Berdasarkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memilih metode mengajar, maka hal ini dapat menunjang tercapainnya proses belajar mengajar yang efektif.

4.      Faktor sifat materi yang akan disampaikan
Isi proses belajar mengajar akan tercermin dalam bahan yang dipelajari oleh siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap metode mengajar yang akan dipilih, karena dengan mengetahui sifat materi pelajaran terlebih dahulu. Menurut E Kusmana (1979:86) karakteristik bahan pelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut: “Materi pelajaran dapat dikelompokkan atas mata pelajaran Vokasional yaitu mata pelajaran yang membina kecakapan tertentu yang menjabat suatu jabatan dan mata pelajarannya yang bersifat non vokasional atau mata pelajaran yang membina pengetahuan umum”. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam memilih metode mengajar itu, haruslah melihat karakteristik dan bahan mata pelajaran tersebut. Karena metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran yang bersifat vokasinal akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk pelajaran yang bersifat non vokasional.
5.      Faktor dana dan fasilitas yang tersedia
Dalam menggunakan metode mengajar tertentu, seringkali masalah dana dan fasilitas merupakan masalah yang menjadi penentu penggunaannya. Tidak jarang karena dana tidak tersedia, sesuatu metode yang yang dianggap baik untuk menyajikan suatu materi tidak dapat digunakan. Yang termasuk ke dalam faktor ini antara lain: alat peraga, alat-alat praktek, buku-buku, perpustakaan serta biaya.
6.      Faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar
Salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah faktor waktu, karena sering kali seorang guru tidak dapat mengendalikan waktu, sehingga terjadi bahan pelajaran sudah selesai, tetapi waktu masih panjang. Atau sebaliknya, waktu sudah habis tetapi bahan belum tuntas. Hal ini membawa pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam pemilihan metode belajar mengajar, faktor waktu harus diperhatikan. Agar faktor waktu dapat diatur dengan sebaik-baiknya, diperlukan pengendalian waktu yaitu dengan menyusun jadwal dan alokasi waktu. Dalam pengajaran, alokasi waktu berpedoman dengan tujuan. Berapa banyak tujuan yang akan dicapai, serta berapa lama suatu materi dapat dipelajari siswa, seoarang guru dapat membuat perincian waktu yang telah ditetapkan di dalam kurikulum, sehingga proses belajar mengajar dapat sesuai dengan waktu yang di rencanakan.

Teknik Pemilihan Metode Mengajar
Faktor-faktor yang di uraiakan diatas dapat membantu dalam memilih dan menetapkan metode mengajar yang paling tepat yang akan digunakan, sehingga keberhasilan proses belajar mengajar akan terwujud. Metode-metode yang terdapat dalam kurikulum, bukanlah suatu yang baku yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, disamping melaksanakan metode-metode yang terdapat dalam kurikulum dapat dipergunakan pula metode-metode lain yang mendukung metode-metode tersebut. Guru dituntut untuk memilih dan menggunakan suatu atau beberapa metode yang dipergunakannya dalam menyajikan materi pelajaian.
Adapun alasan penulis memilih metode secara bervariasi antara lain:
a.       Di lihat dan karakteristiknya, bahwa setiap metode itu mempunyai kelebihan dan kelemahannya. Untuk menekan kelemahan-kelemahannya maka sebaiknya metode itu dipadukan.
b.      Dilihat dari materi yang akan disajikan, ada yang cocok dengan menggunakan metode ceramah, metode latihan dan lainnya. Atau bisa dipadukan antara satu metode dengan metode lainnya.
c.       Untuk menghilangkan kebosanan atau kejenuhan dalam diri siswa.
d.      Untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Dalam pelaksanaannya metode-metode tersebut sudah direncanakan dalam satuan pelajanan yang merupakan rencana pengajaran yang akan dilaksanakan.


KESIMPULAN
Dari makalah kelompok kami dapat dismpulkan adanya penggunaan metode-metode pembelajaran yaitu: (1) metode ceramah; (2)metode Tanya-jawab; (3)metode diskusi; (4)metode pemberian tugas; (5)metode demonstrasi dan eksperimen; (6)metode simulasi; (7)metode langsung; (8)metode komunikatif; (9)metode integrative; (10)metode tematik; (11)metode kuantum; (12) metode konstruktifistik; (13) metode partisipatori; (14)metode kontekstual.
Selain metode di atas juga terdapat kriteria dalam memilih metode pembelajaran yaitu: (1) tujuan yang ingin dicapai; (2) factor siswa; (3)faktor guru; (4) faktor dana danfasilitas yang tersedia; (5) faktor sifat dan materi yang hendak dicapai; dan (6) faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar. 



DAFTAR PUSTAKA
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahas dan Sastra. Surabaya: SIC.
www.google.com        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar