A.
Latar
Belakang Masalah
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai tujuan yang sama dalam
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya yaitu dengan senantiasa
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan masing-masing lembaga pendidikan
tersebut. Di dalam interaksi belajar mengajar, pembelajaran bukanlah sesuatu
yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan dari guru yang
memiliki dasar-dasar mengajar yang baik. Mengajar pada hakikatnya merupakan
suatu kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara efektif dan efisien.
Dengan adanya perubahan
paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada siswa, menuntut adanya perubahan unsur-unsur lain yang menunjang
dalam pembelajaran tersebut, seperti adanya perubahan kurikulum. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sebagai kurikulum yang ditawarkan diharapkan mampu memberikan
kompetensi sesuai dengan tingkat satuan pendidikan yang akan dicapai. Pembelajaran
akan berhasil dengan baik apabila ada keberanian untuk mencari metode serta
membangun paradigma baru. Hal ini diperlukan penerapan cara dan metode yang
lain yang telah digunakan pada masa lampau. Suatu metode yang telah terbukti
mampu mendatangkan hasil baik pada masa lampau belum tentu akan membawa hasil
yang sama jika diterapkan di masa kini dan mendatang. Untuk itulah seorang guru harus melakukan pembaharuan
agar dapat memotivasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
siswa agar dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan di dalam
kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran.
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui kriteria metode dan penggunaannya dalam mengajar, serta ragam metode
yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar.
PEMBAHASAN
Dalam
interaksi belajar mengajar, metode mengajar dipandang sebagai salah satu
komponen yang ada didalamnya yang mana komponen satu dengan yang lainnya saling
mempengaruhi. Metode mengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran
yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin
berhasillah pencapaian tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang
tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media
pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang ingin dicapai (Soetomo,
1993: 144). Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan
dilaksanakan.
Untuk
lebih jelasnya mengenai berbagai metode mengajar, diuraikan guru dalam
menyampaikan pengajarannya kepada murid.
Metode Pengajaran
a. Metode
Ceramah
Metode
ceramah ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh
guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.
Ceramah
dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif
(curah pendapat, diskusi, penugasan, studi kasus, dll). Selain itu, ceramah
yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan
siswa melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan dengan pendapat dan
pengalaman siswa. Hal yang harus dipersiapkan dan direncanakan guru sebelum
melaksanakannya, agar penggunaannya lebih efektif yaitu.
1. Membatasi
waktu yang disesuaikan dengan tingkat usia siswa, semakin kecil usia hendaknya
waktunya semakin sedikit untuk memberikan ceramah.
2. Menentukan
pokok masalah yang akan dicermahkan dengan membuat ikhtisar, atau dengan
membuat catatan penting yang akan disampaikan pada siswa.
3. Memenyusun
beberapa pertanyaan kepada siswa. Pertanyaaan ini nantinya akan menjadi umpan
balik bagi guru untuk mengetahui sejauh mana keaktifan murid dalam mengikuti
pelajaran.
4. Membuat
kesimpulan pokok-pokok bahan, agar setiap anak memahami akan materi yang
disampaikan.
5. Menyusun
alat evaluasi untuk menilai apakah berhasil atau tidak ceramah yang
diberikan.
b. Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab
adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada
murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu. Sebelum
guru melaksanakn metode ini hendaknya guru mempersiapkan langkah-langkahnya.
1. Merumuskan
tujuan tanya jawab secara jelas dalam bentuk yang khusus dan berpusat pada
perubahan tingkah laku murid.
2. Mengemukakan alasan mengapa kita memakai
metode tanya jawab .
3. Menetapakan
pertanyaan yang harus diberikan kepada murid.
4. Membuat
garis besar jawaban dan pertanyaan yang diberikan sehingga mudah mengetahui mana
jawaban siswa yang benar dan yang salah.
5. Memberi
kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya.
c. Metode
Diskusi
Metode diskusi
merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan kepada
murid dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan
masalah itu dengan teman-temannya. Kegunaan metode ini adalah.
1. Memberi
kesempatan pada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing, dapat
mendorong anak untuk mengemukakan ide-ide baru.
2. Dapat
memanfaatkan berbagai kemampuan yang dimiliki siswa.
3. Membantu
siswa untuk dapat menerapkan pengalaman teoritis dan pengalaman praktis dalam
berbagai pengetahuan di sekolah.
4. Membantu
siswa untuk dapat menilai kemampuan dirinya, teman –temanya dan juga siswa
dapat menghargai pendapat teman.
5. Mengembangkan
motivasi anak untuk belajar lebih lanjut.
d. Metode
Pemberian Tugas
Metode pemberian
tugas adalah pemberian tugas dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan
dipertanggungjawabkan. Dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan daya
penalarannya, dan dapat belajar secara mandiri. Metode ini dapat digunakan
apabila.
1. Suatu
pokok bahasan tertentu yang membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih
banyak diluar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
2. Ruang
lingkup bahan pengajaran terlalu luas sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu
guru sangat perlu memberi tugas.
3. Suatu
pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin diselesaikan hanya
melalui jam pelajaran disekolah.
4. Apabila
guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus
disampaikan kepada murid sangat banyak.
e. Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
Metode ini
merupakan metode yang sangat efektif dalam menolong siswa dalam mencari jawaban
atas pertanyaan. Dengan metode demonstrasi dimaksudkan adalah bahwa seorang guru memperlihatkan suatu
proses kepada seluruh anak didiknya. Sedangkkan yang dimaksud dengan metode
eksperimen adalah guru atau siswa mengerjakan sesuatu serta mengamati proses
dan hasil percobaan itu.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam metode demostrasi antara lain.
1. Mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan demostrasi.
2. Tujuan
demostrasi hendaknya dijelaskan kepada siswa sehingga siswa menjadi jelas untuk
apa demostrasi dilakukan dan perhatian
siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting.
3. Sebaiknya
perlu diperhatikan pula kondisi-kondisi lain yang dapat mempengaruhi jalannya
demonstrasi.
4. Selama
berlangsung demonstrasi hendaknya guru memperhatikan hal-hal berikut ini.
§ Apakah
demonstrasi dapat dilihat dan diikuti oleh semua anak.
§ Apakah
setiap langkah yang ditempuh sudah dipahami setiap anak atau belum.
§ Apakah
penjelasan guru dapat didengar oleh setiap murid.
§ Apakah
anak sudah diberikan petunjuk mengenai hal-hal yang perlu dicatat.
§ Apakah
waktu yang tersedia dapat dipergunakan secara efektif dan efisien.
5. Jika
demostrasi telah selesai hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.
6. Mengadakan
penilaian terhadap kemampuan anak dalam belajar
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam
metode eksperimen yaitu.
1. Adanya
masalah yang dianggap penting, guru dapat menentukan masalah yang harus
dipecahkan oleh para siswanya.
2. Merumuskan
masalah secara jelas batas-batsnya, karna akan mempermudah anak untuk mencari
hipotesa sebagai jawaban sementara.
3. Mengajukan
hipotesis, dalam mengemukakan hipotesis biasanya orang berpegang pada
pengalaman atau pengetahuan yang diperolehnya dari berbagai sumber.
4. Menguji
benar tidaknya hipotesis, harus dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
5. Menarik
kesimpulan dari hasil eksperimen kita akan menarik kesimpulan, apakah hipotesa
kita benar atau salah.
6. Menerapkan
hasil eksperimen untuk pembuktian lebih lanjut dalam situasi-situasi lain untuk lebih meyakinkan kebenarannya.
f. Simulasi
Metode simulasi
adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di
dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek
penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi
dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang
sebenarnya (replikasi kenyataan). Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan
fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan
tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya
berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam
keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam
contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi
dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat
melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.
mengembangkan ketermpilan peserta belajar (keterampilan mental maupun
fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam
kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek di
dalam situasi yang sesungguhnya. Misalnya: sebelum melakukan praktek
penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi
penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi
dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang
sebenarnya (replikasi kenyataan). Contoh lainnya, dalam sebuah pelatihan
fasilitasi, seorang peserta melakukan simulasi suatu metode belajar seakan-akan
tengah melakukannya bersama kelompok dampingannya. Pendamping lainnya
berperan sebagai kelompok dampingan yang benar-benar akan ditemui dalam
keseharian peserta (ibu tani, bapak tani, pengurus kelompok, dsb.). Dalam
contoh yang kedua, metode ini memang mirip dengan bermain peran. Tetapi
dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan sebagai dirinya sendiri saat
melakukan suatu kegiatan/tugas yang benar-benar akan dilakukannya.
g. Metode
Langsung
Metode langsung
menekankan tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa dan spesifik,
mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan
mengandung tingkat ketercapaian yang diharapkan (kriteria keberhasilan). Untuk
merumuskan tujuan pembelajaran pada metode pembelajaran langsung, metode Mager
dapat digunakan. Langkah-langkah pada
metode pembelajaran langsung.
1. Pembelajaran
dimulai dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa Indonesia dengan gaya
bahasa yang santai dan non formal.
2. Materi
mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan atau isyarat tertentu, dramatisasi
dan gambar-gambar.
3. Tanya
jawab berdasarkan bahasa yang dipelajari dengan memberikan contoh untuk
merangsang siswa.
4. Tata
bahasa diajarkan secara indukatif.
5. Kata-kata
digunakan dalam percakapan-percakapan.
6. Siswa
yang sudah maju diberikan bacaan sastra untuk pemahaman tetapi bahasa dalam
bacaan tidak dianalisis secara struktural atau sistematis dan budaya yang
relevan diajarkan secara indukatif.
h. Metode
Komunikatif
Desain yang
bermuatan komunikatif harus mencakaup semua ketrampilan berbahasa. Setiap
tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran
dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkrit yang merupakan produk akhir. Sebuah
produk disini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami,
ditulis, diutarakan, disajiakan ke dalam nonlinguistik.
Dalam disain
pembelajaran yang bernuasa komunikatif , ada beberapa jenis disain
pembelajaran.
1. Struktural
fungsional.
2. Struktur
dan fungsi.
3. Fokus
fariabel.
4. Fungsioanal.
5. Nasional
penuh.
6. Komunikatif
penuh.
i.
Metode Tematik
Dalam metode
tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang
sama dalam satu unit pertemuan.
j.
Metode Kuantum
Metode
pembelajaran kuantum disajiakan sebagai salah satu model pembelajaran yang
dapat dipilih guru agara pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan.
k. Metode
Kontruktivistik
Bahwa belajar
itu menemukan meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan
proses mental atau kerja otak atas informasi itu masuk ke dalam pemahaman
mereka. Metode kontruktivistik di dasarkan pada teori belajar kongnitif yang
menekankan pembelajaran kooperatif, pembelajran generatif, strategi bertanya,
inkuiri, atau menemukan dan ketrampilan metakognitif lainnya.
l.
Metode Partisipatori
Metode pembelajaran
partisipatori lebih menekankan keterlibataan siswa secara penuh. Siswa dianggap
sebagai penentu keberhasilan belajar. siswa didudukkan sebagai subyek belajar.
Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menentukan hasil belajar, guru hanya
bersifat sebagai pemandu atau fasilitator. Ciri-ciri pokok metode
partisipatori.
1. Belajar
dari realitas atau pengalaman.
2. Tidak
menggurui.
3. Dialogis.
m. Metode
Kontekstual
Metode
kontekstual muncul sebagai reaksi terhadap teori behavioristik yang telah
mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Metode kontekstual mengakui bahwa
pembelajaran merupakan proses kompleks
dan banyak fase yang banyak jauh melampaui drill oriented dan metode Stimulus and Response. Pengajaran dan
pembelajaran kontekstual menawarakan strategi pembelajaran yang memungkinkan
siswa dalam belajar lebih bermakna dan menyengkan.
Faktor-faktor Kriteria Pemilihan dan Penggunaan Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan syarat mutlak yang harus
disertakan dalam proses belajar mengajar, karena metode mengajar merupakan cara
atau proses mencapai tujuan pengajaran yaitu tujuan yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Setiap guru yang akan menyajikan materi pelajaran kepada anak didiknya, perlu memahami arti, peranan serta penggunaan metode mengajar, karena metode yang digunakan itu akan berpengaruh sekali terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai tergantung pada penggunaan metode yang tepat. Dari uraian di atas dikemukakan bahwa setiap metode memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu perlu dipilih suatu atau beberapa metode yang sesuai. Jadi dalam pemilihan tersebut bukanlah salah satu metode yang digunakan secara permanen, tetapi bervariasi den metode yang tepat sehingga tercapai proses belajar mengajar yang efektif. Faktor-faktor yang secara umum dijadikan dasar untuk memilih metode mengajar yang tepat bagi suatu proses belajar, tujuan yang ingin dicapai.
Setiap guru yang akan menyajikan materi pelajaran kepada anak didiknya, perlu memahami arti, peranan serta penggunaan metode mengajar, karena metode yang digunakan itu akan berpengaruh sekali terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai tergantung pada penggunaan metode yang tepat. Dari uraian di atas dikemukakan bahwa setiap metode memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu perlu dipilih suatu atau beberapa metode yang sesuai. Jadi dalam pemilihan tersebut bukanlah salah satu metode yang digunakan secara permanen, tetapi bervariasi den metode yang tepat sehingga tercapai proses belajar mengajar yang efektif. Faktor-faktor yang secara umum dijadikan dasar untuk memilih metode mengajar yang tepat bagi suatu proses belajar, tujuan yang ingin dicapai.
1. Faktor siswa
2. Faktor guru.
3. Faktor dana dan fasilitas yang tersedia.
4. Faktor sifat dan materi yang hendak disajikan.
5. Faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.
Mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
metode mengajar adalah sebagai berikut:
1. Tujuan yang ingin dicapai.
Yang dimaksud dengan tujuan yang ingin dicapai ialah tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan rumusan yang menggambarkan tentang
perubahan tingkah laku apa yang akan diperoleh, siswa sebagai akibat dan pengajaran.
Dalam sistem pengajaran, tujuan harus dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang bentuk tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki siswa, karena itu
tujuan harus merupakan suatu rumusan yang bersifat sempit dan spesifik. Dalam
menentukan tujuan yang spesifik, harus diperhatikan tiga unsur yaitu meliputi
aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor. Tujuan yang jelas dan spesifik
akan memberikan pegangan dan petunjuk tentang metode mengajar. Hal ini sesuai
dengan fungsi metode itu sendiri yaitu cara untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian jelaslah bahwa dalam pemilihan metode mengajar yang tepat untuk
mencapai tujuan haruslah memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan.
2. faktor siswa
Siswa sebagai subjek ajar yang sangat penting dalam proses belajar mengajar,
setiap siswa mempunyai keragaman masing-masing. Hal ini yang harus
diperhatikan dalam faktor siswa diantaranya usia, latar belakang, potensi-potensinya, kemampuan dan motivasi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Disamping itu jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar juga sangat besar pengaruhnya terhadap pemilihan metode mengajar.
diperhatikan dalam faktor siswa diantaranya usia, latar belakang, potensi-potensinya, kemampuan dan motivasi. Hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Disamping itu jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar juga sangat besar pengaruhnya terhadap pemilihan metode mengajar.
3. Faktor guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai keberhasilan
pengajaran.
Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat menerapkan suatu cara untuk tercapainya tujuan tersebut. Guru di tuntut untuk dapat menggunakan berbagai metode, baik secara tunggal maupun bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan yang akan dicapainya. Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahannya. Suatu metode yang baik bagi seorang guru, belum tentu baik untuk guru yang lain di dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkan metode yang efektif maka seorang guru harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan kelemahan dan masing-masing tersebut. Berdasarkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memilih metode mengajar, maka hal ini dapat menunjang tercapainnya proses belajar mengajar yang efektif.
Salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat menerapkan suatu cara untuk tercapainya tujuan tersebut. Guru di tuntut untuk dapat menggunakan berbagai metode, baik secara tunggal maupun bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan yang akan dicapainya. Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahannya. Suatu metode yang baik bagi seorang guru, belum tentu baik untuk guru yang lain di dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkan metode yang efektif maka seorang guru harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan kelemahan dan masing-masing tersebut. Berdasarkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memilih metode mengajar, maka hal ini dapat menunjang tercapainnya proses belajar mengajar yang efektif.
4. Faktor sifat materi yang akan disampaikan
Isi proses belajar mengajar akan tercermin dalam bahan yang
dipelajari oleh siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap metode mengajar yang
akan dipilih, karena dengan mengetahui sifat materi pelajaran terlebih dahulu. Menurut
E Kusmana (1979:86) karakteristik bahan pelajaran dapat dikelompokan sebagai
berikut: “Materi pelajaran dapat dikelompokkan atas mata pelajaran Vokasional
yaitu mata pelajaran yang membina kecakapan tertentu yang menjabat suatu
jabatan dan mata pelajarannya yang bersifat non vokasional atau mata pelajaran
yang membina pengetahuan umum”. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam memilih
metode mengajar itu, haruslah melihat karakteristik dan bahan mata pelajaran
tersebut. Karena metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran yang
bersifat vokasinal akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk pelajaran
yang bersifat non vokasional.
5. Faktor dana dan fasilitas yang tersedia
Dalam menggunakan metode mengajar tertentu, seringkali masalah dana
dan fasilitas merupakan masalah yang menjadi penentu penggunaannya. Tidak
jarang karena dana tidak tersedia, sesuatu metode yang yang dianggap baik untuk
menyajikan suatu materi tidak dapat digunakan. Yang termasuk ke dalam faktor
ini antara lain: alat peraga, alat-alat praktek, buku-buku, perpustakaan serta
biaya.
6. Faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses
belajar mengajar
Salah satu
hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah faktor waktu, karena sering
kali seorang guru tidak dapat mengendalikan waktu, sehingga terjadi bahan
pelajaran sudah selesai, tetapi waktu masih panjang. Atau
sebaliknya, waktu sudah habis tetapi bahan belum tuntas. Hal ini membawa
pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam pemilihan
metode belajar mengajar, faktor waktu harus diperhatikan. Agar faktor waktu
dapat diatur dengan sebaik-baiknya, diperlukan pengendalian waktu yaitu dengan
menyusun jadwal dan alokasi waktu. Dalam pengajaran, alokasi waktu berpedoman
dengan tujuan. Berapa banyak tujuan yang akan dicapai, serta berapa lama suatu
materi dapat dipelajari siswa, seoarang guru dapat membuat perincian waktu yang telah
ditetapkan di dalam kurikulum, sehingga proses belajar mengajar dapat sesuai
dengan waktu yang di rencanakan.
Teknik
Pemilihan Metode Mengajar
Faktor-faktor yang di uraiakan diatas dapat
membantu dalam memilih dan menetapkan metode mengajar yang paling tepat yang
akan digunakan, sehingga keberhasilan proses belajar mengajar akan terwujud.
Metode-metode yang terdapat dalam kurikulum, bukanlah suatu
yang baku yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, disamping melaksanakan
metode-metode yang terdapat dalam kurikulum dapat dipergunakan pula
metode-metode lain yang mendukung metode-metode tersebut. Guru dituntut untuk
memilih dan menggunakan suatu atau beberapa metode yang dipergunakannya dalam
menyajikan materi pelajaian.
Adapun alasan penulis memilih metode secara bervariasi antara lain:
a. Di lihat dan karakteristiknya, bahwa setiap metode itu mempunyai
kelebihan dan kelemahannya. Untuk menekan kelemahan-kelemahannya maka sebaiknya
metode itu dipadukan.
b. Dilihat dari materi yang akan disajikan, ada yang cocok dengan
menggunakan metode ceramah, metode latihan dan lainnya. Atau bisa dipadukan
antara satu metode dengan metode lainnya.
c. Untuk menghilangkan kebosanan atau kejenuhan dalam diri siswa.
d. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Dalam pelaksanaannya
metode-metode tersebut sudah direncanakan dalam satuan pelajanan yang merupakan
rencana pengajaran yang akan dilaksanakan.
KESIMPULAN
Dari makalah kelompok kami dapat dismpulkan adanya penggunaan
metode-metode pembelajaran yaitu: (1) metode ceramah; (2)metode Tanya-jawab; (3)metode
diskusi; (4)metode pemberian tugas; (5)metode demonstrasi dan eksperimen; (6)metode
simulasi; (7)metode langsung; (8)metode komunikatif; (9)metode integrative; (10)metode
tematik; (11)metode kuantum; (12) metode konstruktifistik; (13) metode
partisipatori; (14)metode kontekstual.
Selain metode di atas juga terdapat kriteria dalam memilih metode
pembelajaran yaitu: (1) tujuan yang ingin dicapai; (2) factor siswa; (3)faktor
guru; (4) faktor dana danfasilitas yang tersedia; (5) faktor sifat dan materi
yang hendak dicapai; dan (6) faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses
belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar.
Surabaya: Usaha Nasional.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahas dan Sastra.
Surabaya: SIC.
www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar